download-manager
domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init
action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/magistermath/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121astra
domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init
action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/magistermath/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121s2math.fmipa.Unila—Selain terus berlatih, bekal utama menulis adalah memiliki sensitivitas atau kepekaan dengan keadaan sekitar. Bahwa sebenarnya banyak hal yang dapat ditulis, baik program kerja, kegiatan, prestasi, hingga visi misi sebuah lembaga, khususnya bagian hubungan masyarakat atau humas. Maka diperlukan keterampilan khusus dalam menulis, salah satunya memahami teori-teori jurnalistik.<\/p>\n
\u201cDalam menulis jika hanya melihat saja tidak cukup, tapi harus memulainya. Menulis butuh pengalaman. Kunci menulis harus banyak membaca tulisan baik populer maupun ilmiah serta peka, agar memiliki pengetahuan luas mengenai lingkungan sekitar,\u201d ujar Wakil Pemimpin Redaksi Radar Lampung Abdul Karim, S.Pd., M.Pd., saat menjadi Narasumber Pelatihan Jurnalistik Kehumasan dan Konten Media Sosial Universitas Lampung (Unila<\/a>) Tahun 2021, Jumat, 5 November 2021.<\/p>\n Pria yang akrab disapa Bang Karim ini menjelaskan, secara umum jurnalis dan humas memiliki kesamaan tugas yaitu dalam fungsi informasi dan publikasi. Perbedaannya terletak pada ruang lingkup. Jurnalis mencakup semua peristiwa di tengah masyarakat yang bernilai berita, sedangkan kehumasan terbatas pada dinamika lembaganya. Sehingga baik jurnalis maupun humas dituntut terampil menulis karya jurnalistik. Terutama dalam bentuk berita dan\u00a0feature<\/em>.<\/p>\n Pada kegiatan yang berlangsung di ruang sidang utama lantai dua rektorat ini, Karim memaparkan, jurnalistik itu kegiatan mengumpulkan atau mengolah informasi kemudian memublikasikannya dalam bentuk berita pada media cetak maupun elektronik. Berita adalah informasi atau suatu peristiwa dan atau masalah.<\/p>\n \u201cJadi informasi dan masalah seperti dua sisi mata uang. Ada informasi biasanya ada masalah, begitu pula jika ada masalah biasanya ada informasi,\u201d katanya.<\/p>\n Berita juga harus penting dan menarik. Dalam teori jurnalistik, menulis dikemas dalam bentuk piramida terbalik yang berisi 5W+1H (what, when, where, who, why,<\/em>\u00a0dan\u00a0how<\/em>), plus 1S (safety<\/em>\/aman). Mendapatkan informasi dalam menulis berita bisa dilakukan melalui beragam cara mulai dari proyeksi, observasi, wawancara, hingga riset kepustakaan.<\/p>\n