Program Studi Magister Matematika

Pandemi Covid-19 Momentum Menuju Perekonomian Hijau

(Unila): Pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan Indonesia saat ini dinilai Dr. Rita Parmawati, S.P., M.E., menjadi momentum menuju ekonomi hijau. Untuk itu, dia mengajak semua pihak bersama-sama menggerakkan pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia.

“Ekonomi hijau mendorong pertumbuhan berkelanjutan yang mengakui nilai modal alam, meningkatkan ketahanan, membangun ekonomi lokal yang inklusif dan berkeadilan, serta memperhitungkan penurunan emisi gas rumah kaca,” ujar Dr. Rita, Dosen Pascasarjana Universitas Brawijaya saat mengisi Kuliah Dosen Tamu pada Program Strata-2 (S-2) Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Pascasarjana Universitas Lampung (Unila), Kamis, 4 November 2021.

Dr. Rita menjelaskan, pertumbuhan ekonomi global selama 50 tahun terakhir disertai percepatan penurunan lingkungan. Hal ini terlihat dari data selama 1981-2019 PDB Global meningkat lebih dari dua kali lipat. Tetapi 60% ekosistem dunia terdegradasi/dieksploitasi secara tidak berkelanjutan.

Hal itu menurutnya disebabkan pembangunan ekonomi hitam berupa pembangunan ekonomi yang bertumpu pada bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam.

Kegiatan ekonomi ini berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, serta menyebabkan menipisnya ozon, kerusakan tanaman, penyakit kanker kulit, dan mencairnya es di kutub Utara.

Bahkan saat ini, lanjut Dr. Rita, Indonesia menempati peringkat ke-8 untuk kategori negara dengan udara terkotor. Rata-rata jumlah kematian akibat polusi udara mencapai 50.000 jiwa per tahun.

“85% polusi disebabkan kendaraan bermotor, sisanya karena kebakaran hutan, polusi industri dan sebagainya,” tutur Dr. Rita.

Rita kembali menekankan agar Indonesia semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi hijau bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan serta mendorong pertumbuhan inklusif yang merata.

Selain itu ekonomi hijau meningkatkan ketahanan sosial ekonomi dan lingkungan, ekosistem sehat dan produktif memberikan layanan, serta pengurangan emisi gas rumah kaca.

Sementara, Direktur Pascasarjana Unila Prof. Dr. Ahmad Saudi Samosir, S.T., M.T., mengatakan, Program Magister Ilmu Lingkungan (MIL) Unila khususnya, dan pascasarjana umumnya, sebagai penyedia jasa layanan jasa pendidikan tinggi di bidang pembangunan lingkungan perlu mengambil peran aktif dalam upaya mengubah perilaku masyarakat yang cenderung merusak lingkungan hidup.

“Penerapan berbagai kosep perekenomian hijau (Green Economics) haruslah menjadi guideline dalam setiap aktivitas perikehidupan masyarakat. Implikasinya, para mahasiswa dan lulusan PS MIL sudah sewajarnya menjadi pioner dalam upaya menanamkan perilaku etika konservasionisme tersebut,” ujarnya.

Berangkat dari kepentingan ini, lanjut Ahmad Saudi Samosir, disertai kebutuhan untuk benchmarking maupun untuk meningkatkan atmosfer akademik terutama di PS MIL. Maka jajaran pimpinan Pascasarjana Unila memandang perlu untuk menyelanggarakan kuliah tamu dari perguruan tinggi lain tentang topik perekonomian hijau.

“Dalam hal ini pimpinan Pascasarjana Unila memilih topik yang berkaitan Covid-19 yang masih mencekam publik internasional sekaligus masalah nasional Indonesia,” katanya.

Dia mengatakan, dengan pertimbangan kompetensi atau kepakaran yang sudah teruji mumpuni, maka jajaran pimpinan Pascasarjana Unila pada kesempatan ini memilih dosen dari Pascasarjana Universitas Brawijaya khususnya PS Doktor Ilmu Lingkungan.

“Pada kesempatan ini kami ucapkan banyak terima kasih pimpinan Pascasarjana UB yang telah menugaskan Dr. Rita Parmawati, S.P., M.E., untuk mengasuh kuliah umum ini. Kepada para peserta kami ucapkan selamat mengambil banyak manfaat dalam kegiatan ini, baik yang hadir secara offline di Ruang Sidang Pascasarjana Unila maupun yang hadir online di seluruh penjuru nusantara,” katanya. [Humas]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *